Gambaran Singkat EDM
Asal mula EDM (Electrical Discharge Machining) adalah pada tahun
1770, ketika ilmuwan Inggris Joseph Priestly menemukan efek erosi dari
percikan arus listrik. Pada tahun 1943, ilmuwan Rusia B. Lazarenko danN.
Lazarenkomemiliki ide untuk memanfaatkan efek merusak dari percikan
arus listrik untuk membuat proses yang terkontrol untuk pemesinan secara
elektrik bahan konduktif.
Dengan adanya ide tersebut, proses EDM telah lahir. Lazarenko
bersaudara menyempurnakan proses dengan cara menempatkan cairan tidak
konduktif di mana percikan listrik terjadi di antara dua konduktor,
cairan tersebut dinamakan dielektrik (dielectric). Rangkaian listrik
yang membuat peristiwa tersebut terjadi digunakan sebagai nama proses
ini. Pada saat ini telah banyak unit EDM yang digunakan lebih maju
daripada milik Lazarenko. Pada saat ini ada dua macam mesin EDM yaitu:
EDM konvensional (Biasanya disebut Sinker EDM atau Ram EDM) dan Wire
EDM.
Cara Kerja EDM
Mengetahui tentang apa yang terjadi di antara elektrode dan benda
kerja dapat sangat membantu operator EDM dalam banyak hal. Pengetahuan
dasar teori EDM dapat membantu dalam memecahkan masalah yang timbul
(troubleshooting), misalnya dalam hal pemilihan kombinasi benda
kerja/elektrode dan pemahaman mengapa pengerjaan yang bagus untuk satu
benda kerja tidak selalu berhasil untuk yang berikutnya. Deskripsi
berikut ini menjelaskan tentang kombinasi apa yang telah diketahui dan
apa yang telah ada dalam teori tentang proses EDM.
Pada saat ini beberapa teori tentang bagaimana EDM bekerja telah
mengalami kemajuan selama beberapa tahun, sebagian besar mendukung model
thermoelectric. Sembilan ilustrasi berikut menunjukkan tahap demi tahap
apa yang telah diyakini terjadi selama satu siklus EDM. Gambar di
sebelahnya menunjukkan harga relatif dari tegangan dan arus pada titik
yang diambil.
Gambar di atas pada proses awal EDM, elektrode yang
berisi tegangan listrik didekatkan ke benda kerja (elektrode positif
mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak isolasi
(tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamai cairan
dielectric. Walaupun cairan dielektrik adalah sebuah isolator yang
bagus, beda potensial listrik yang cukup besar menyebabkan cairan
membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik
melewatinya dari elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan
partikel logam yang tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan
listrik dalam dua cara: partikel-partikel (konduktor) membantu dalam
ionisasi minyak dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung,
serta partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik
dari cairan. Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah
pada titik di mana jarak antara elektrode dan benda kerja paling dekat,
seperti pada titik tertinggi yang terlihat di gambar. Grafik menunjukkan
bahwa tegangan (beda potensial) meningkat, tetapi arusnya nol.
Perkembangan Penggunaan EDM
EDM telah berkembang bersama dengan Mesin Bubut, Mesin Frais, dan
Mesin Gerinda sebagai teknologi yang terdepan. EDM terkenal dalam hal
kemampuannya untuk membuat bentuk kompleks pada logam-logam yang sangat
keras. Penggunaan yang umum untuk Mesin EDM adalah dalam pemesinan dies,
perkakas potong, dan cetakan (molds) yang terbuat dari baja yang telah
dikeraskan, tungsten carbide, high speed steel, dan material yang lain
yang tidak mungkin dikerjakan dengan cara tradisional (penyayatan).
Proses ini juga telah memecahkan banyak masalah pada pembuatan bahan
”exotic”, seperti Hastelloy, Nitralloy, Waspaloy and Nimonic, yang
digunakan secara luas pada industri-industri pesawat ruang angkasa.
Dengan telah ditemukannya teknologi yang maju tentang keausan
elektrode, ketelitian dan kecepatan, EDM telah mengganti proses
pemotongan logam yang lama pada beberapa aplikasi. Faktor lain yang
menyebabkan berkembangnya penggunaan EDM adalah kemampuannya mengerjakan
bentuk tipis, khususnya dalam pengerjaan ketinggian dan ketirusan. EDM
yang menggunakan kawat (Wire EDM) dapat membelah dengan ketinggian 16
inchi (sekitar 400 mm), dengan kelurusan ± 0,0005 inchi (± 0,0125 mm)
tiap sisi.
Pada waktu yang lalu, EDM digunakan terutama untuk membuat
bagian-bagian mesin yang sulit dikerjakan dengan proses konvensional.
Pertumbuhan penggunaan EDM pada sepuluh tahun terakhir menempatkan
proses pembuatan komponen dirancang menggunakan EDM terlebih dahulu,
sehingga EDM bukanlah pilihan terakhir, tetapi pilihan yang pertama.
Proses EDM telah berubah. Perusahaan-perusahaan yang menggunaan EDM juga sudah berubah. Perubahan yang sangat berarti adalah:
- Lebih cepat.
- Lebih otomatis. Mesin lebih mudah diprogram dan dirawat.
- Lebih akurat ukurannya.
- Dapat menggunakan kawat dengan diameter yang lebih kecil pada mesin Wire EDM.
- Menurunkan biaya operasional. Harga mesin menjadi lebih murah.
- Dapat menghasilkan permukaan yang lebih halus.
- Dapat menyayat karbida tanpa ada cacat ketika menggunakan Wire EDM dan Ram EDM.
- Gerakan kawat EDM dan putaran benda kerja dapat dilakukan secara simultan.
- Ram EDM tidak memerlukan pembersih benda kerja lain.
- EDM lebih efektif pada kondisi pembersihan benda kerja dengan tingkat kesulitan tinggi.
- EDM lebih mudah digunakan. Waktu untuk pelatihan dan pemrograman lebih singkat.
Penggunaan EDM
Penjelasan berikut merupakan ringkasan dari karakteristik yang
mengharuskan penggunaan EDM. Disarankan menggunakan EDM jika bentuk
benda kerja sebagai berikut.
- Dinding yang sangat tipis.
- Lubang dengan diameter sangat kecil.
- Rasio ketinggian dan diameter sangat besar.
- Benda kerja sangat kecil.
- Sulit dicekam.
Disarankan menggunakan EDM jika material benda kerja:
- Keras.
- Liat.
- Meninggalkan sisa penyayatan.
- Harus mendapat perlakuan panas.
Disarankan menggunakan EDM untuk mengganti proses meliputi:
- Pengaturan/setup berulang, bermacam-macam pengerjaan, bermacam-macam proses pencekaman benda.
- Broaching.
- Stamping yang prosesnya cepat, (lihat Gambar).
Disarankan menggunakan EDM ketika beberapa alasan berikut.
- Jam kerja 24 jam dengan hanya satu shift operator.
- Memerlukan proses yang tidak mementingkan perhatian khusus dari pekerja secara intensif.
EDM tidak dipengaruhi oleh kekerasan bahan benda kerja, sehingga
sangat bermanfaat bila digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan
kekerasan di atas 38 HRc. Bahan tersebut meliputi baja yang telah
dikeraskan, Stellite and Tungsten Carbide. Karena proses EDM menguapkan
material sebagai ganti penyayatan, kekerasan dari benda kerja bukan
merupakan faktor penting. Maka dari itu mesin Wire EDM dan Ram EDM
digunakan untuk membuat bentuk komplek dies dan perkakas potong dari
material yang amat keras.
Bagian lain yang hanya bisa dikerjakan dengan EDM adalah kemampuannya
membuat sudut dalam (internal corners) yang runcing. Pemesinan
konvensional tidak mungkin mengerjakan kantong dengan pojok runcing,
yang bisa dicapai adalah radius minimal sekitar 1/32 inchi yang paralel
dengan sumbu pahat. Jenis pengerjaan dan ukuran minimal yang dapat
dicapai oleh EDM dapat dilihat pada Tabel.
Jenis Pengerjaan
|
Wire EDM
|
Ram EDM
|
1. Radius dalam
|
0,0007″ (0,0175 mm)
|
0.001″ (0,025 mm)
|
2. Radius luar
|
runcing
|
runcing
|
3. Diameter lubang
|
0,0016″ (0,04 mm)
|
0.0006″ (0,04 mm)
|
4. Lebar alur
|
0,0016″ (0,04 mm)
|
0.0004″ (0,01 mm)
|
Maka dari itu EDM digunakan untuk mengerjakan klep (valves) pengukur
bahan bakar, komponen printer, cetakan, dan perbaikan cetakan.
Pemilihan Elektrode
Fungsi elektrode adalah menghantarkan tegangan listrik dan mengerosi
benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan. Bahan elektrode yang berbeda
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap proses pemesinan.
Beberapa akan menghilangkan benda kerja secara efisien tetapi keausannya
tinggi, elektrode yang lain memiliki keausan rendah tetapi kemampuan
menghilangkan material benda kerja sangat lambat. Ketika memilih bahan
elektrode dan merencanakan cara pembuatannya, faktor-faktor berikut
harus diperhitungkan:
- Harga bahan elektrode.
- Kemudahan pembuatan/membentuk elektrode.
- Jenis dari hasil yang diinginkan (misalnya kehalusan).
- Besaran keausan elektrode.
- Jumlah elektrode yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah benda kerja.
- Kecocokan jenis elektrode dengan jenis pengerjaan.
- Jumlah lubang penyemprot (flushing holes), jika diperlukan.
Jenis bahan Elektrode
Bahan elektrode dibagi menjadi dua macam, yaitu: logam dan graphite.
Pada saat ini adalimamacam elektrode, yaitu: kuningan (brass), Tembaga
(copper), Tungsten, Seng (zinc), dan Graphite. Selain itu, beberapa
elektrode dikombinasikan dengan logam yang lain agar dapat digunakan
secara efisien, yaitu:
- Kuningan dan seng.
- Tembaga dan tellurium.
- tembaga, tungsten dan perak.
- graphite dan tembaga.
Pada awalnya, kuningan digunakan sebagai elektrode walaupun
keausannya tinggi. Akhirnya, pengguna EDM menggunakan tembaga dan
paduannya untuk meningkatkan rasio keausan. Masalah yang muncul dengan
tembaga adalah karena titik cairnya sekitar 1.085° C, padahal temperatur
percikan api pada celah elektrode dan benda kerja mencapai 3.800° C.
Titik lebur tembaga yang rendah menyebabkan keausan yang terlalu tinggi
dibandingkan dengan bagian benda kerja yang bisa dihilangkan.
Penelitian menunjukan bahwa elektrode graphite memiliki laju yang
lebih besar dalam menghilangkan bagian benda kerja dibandingkan dengan
keausannya sendiri. Graphite tidak mencair di celah elektrode, pada
sekitar temperatur 3.350° C berubah dari bentuk padat menjadi gas.
Karena graphite lebih tahan panas di celah elektrode dibandingkan dengan
tembaga, untuk sebagian besar pengerjaan EDM lebih efisien
menggunakannya. Tungsten memiliki titik lebur setara dengan graphite,
akan tetapi tungsten sangat sulit dibentuk/dikerjakan dengan mesin.
Tungsten digunakan sebagai pengerjaan biasanya berbentuk tabung atau ruji untuk lubang-lubang dan lubang kecil proses gurdi.
Elektrode logam biasanya yang terbaik untuk pengerjaan EDM bagi
material yang memiliki titik lebur rendah seperti: aluminum, copper dan
brass. Untuk pengerjaan baja dan paduannya, elektrode graphite lebih
disarankan. Prinsip umum dalam pemilihan elektrode adalah: elektrode
logam untuk benda kerja atau paduan yang memiliki titik lebur rendah,
dan elektrode graphite untuk yang memiliki titik lebur tinggi. Hal
tersebut dengan pengecualian untuk pengerjaan tungsten, cobalt, and
molybdenum. Elektrode logam seperti tembaga sangat direkomendasi karena
frekuensi yang lebih tinggi diperlukan untuk mengerjakan benda kerja
tersebut.
Tembaga sebagai elektrode memiliki keuntungan lebih dibandingkan
graphite, karena bentuk keausan ketika digunakan (discharge-dressing)
lebih baik. Elektrode ini setelah digunakan mengerjakan satu benda
kerja, sesudahnya dapat digunakan lagi untuk proses pengerjaan finishing
atau digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang lain.
Pembuatan Elektrode
Terdapat beberapa proses pembuatan electrode. Berikut merupakan macam-macam proses pembuatan elektrode:
- Proses galvano
Kadang-kadang elektrode berbentuk pejal yang besar terlalu berat bagi
motor servo, dan proses pembuatannya terlalu mahal. Pada kasus ini
proses Galvano dapat digunakan untuk membuat cetakan. Cetakan tersebut
dilapisi dengan tembaga dengan ketebalan sampai 5 mm. Tabung tembaga
yang telah terbentuk di dalamnya diisi dengan epoxy dan kawat tembaga
dihubungkan dengan elektrode. Elektrode yang telah dibuat kemudian
dipasang di mesin EDM.
- Pembuatan elektrode pada umumnya
Ketika elektrode campuran selalu digunakan, campuran 70/30 tungsten
dan tembaga dalam bentuk serbuk dibuat dengan cetakan bertekanan,
kemudian disinter di dapur pemanas. Proses ini dapat menghasilkan
elektrode dengan ukuran yang teliti.
- Pembuatan elektrode graphite
Di Amerika, sekitar 85 persen elektrode yang digunakan adalah
graphite. Graphite dikerjakan dengan mesin dan digerinda lebih mudah
daripada elektrode logam. Masalah yang timbul pada waktu mengerjakan
graphite adalah kotoran yang dihasilkan. Bahan ini tidak menghasilkan
geram, tetapi menghasilkan debu hitam, apabila debu ini tidak
dibersihkan akan mengotori seluruh ruangan bengkel. Elektrode graphite
adalah bahan sintetis dan bersifat abrasif. Sehingga apabila
mengerjakannya di mesin disarankan menggunakan pahat karbida. Ketika
menggerinda elektrode ini, harus menggunakan penyedot debu (vacuum
system). Hal yang sama diterapkan juga ketika dikerjakan di Mesin Frais.
Mesin Frais yang digunakan harus tertutup rapat.
Graphite adalah bahan yang berpori, sehingga cairan dapat
masuk ke dalamnya yang menyebabkan menjadi tidak murni. Untuk
memurnikannya dilakukan dengan cara memanaskan elektrode tersebut ke
dalam dapur pemanas selama satu jam pada temperatur 250 F (121°C). Dapat
juga elektrode tersebut dikeringkan pada udara panas. Elektrode tidak
boleh dikeringkan menggunakan pemanas microwave. Apabila elektrode yang
berpori digunakan, seharusnya dalam keadaan yang tidak lembab (basah).
Kelembaban yang terjebak di dalam elektrode akan menimbulkan uap ketika
proses pengerjaan EDM dan merusak elektrode.
- Elektrode untuk wire EDM
Beberapa pihak yakin bahwa elektrode logam efisien digunakan untuk
Wire EDM. Akan tetapi pada akhir-akhir ini kecepatan potong Wire EDM
telah bertambah tinggi, sehingga lebih ekonomis bila menggunakan
elektrode graphite. Graphite angstrofine yang berstruktur padat dapat
melakukan pemotongan dua kali lebih cepat daripada jenis graphite yang
lain. Kawat yang dilapisi seng juga dapat meningkatkan kecepatan proses
EDM dari elektrode ini. Beberapa riset menunjukkan bahwa menggunakan
kawat yang dilapisi seng dapat meningkatkan kecepatan potong sampai 50
persen.
- Kelebihan pemotongan (overcut)
Lubang hasil proses EDM dimensinya selalu lebih besar daripada
elektrodenya. Celah perbedaan antara elektrode dan benda kerja dinamakan
”overcut” atau ”overburn”. Besarnya overcut tergantung dari banyak
faktor yaitu besar arus, waktu ion, jenis elektrode, dan bahan benda
kerja.
Faktor utama yang mempengaruhi overcut adalah besarnya arus listrik
pada celah. Overcut selalu diukur pada tiap sisi. Besarnya bervariasi
antara 0,020 mm sampai 0,63 mm. Overcut yang tinggi dihasilkan oleh
penggunaan amper/arus yang tinggi. Hampir semua pembuat EDM menyertakan
sebuah grafik yang menunjukkan besarnya overcut yang dapat diprediksi
oleh operator sehubungan dengan pengaturan arus listrik. Selama
pengerjaan pengasaran (roughing) arus yang besar digunakan, menyebabkan
overcut yang lebih besar. Pengerjaan penghalusan (finishing),
menggunakan arus yang lebih kecil, sehingga menghasilkan overcut yang
lebih kecil. Dengan pengaturan arus dan material yang sama, overcut yang
terjadi tetap. Dengan demikian, toleransi 0,0025 mm dapat dicapai
dengan Ram EDM. Akan tetapi, bila toleransi tersebut harus tercapai,
biaya yang diperlukan meningkat, karena waktu yang diperlukan menjadi
lebih lama.
- Pengerjaan Penghalusan (finishing)
Pemahaman tentang prinsip overcut adalah sangat penting dalam
memahami kehalusan permukaan hasil proses EDM. Ketika arus (current)
tinggi digunakan menghasilkan percikan (sparks) yang besar, sehingga
kawah (crater) pada benda kerja besar. Proses ini digunakan untuk proses
awal (roughing).
Ketika arus yang digunakan relatif kecil, percikan api (sparks) yang dihasilkan kecil, sehingga kawah pada benda kerja kecil, sehingga permukaan yang dihasilkan halus. Menggunakan arus yang kecil pada proses finishing akan memperlama proses pemesinan, tetapi menghasilkan permukaan yang halus.
Pada waktu menggunakan arus yang sangat kecil (dengan waktu yang pendek dan arus rendah) ke pemukaan benda kerja, mesin EDM dapat menghasilkan permukaan benda kerja seperti cermin. Mesin yang memiliki kemampuan mengorbitkan elektrode dapat membantu membuat produk yang sangat halus
permukaannya dengan memutar elektrode. Beberapa mesin yang dapat memutar elektrode (dengan jalur orbit) dapat diprogram, sehingga arus akan menurun secara bertahap sampai memproduksi permukaan seperti cermin tercapai.
Ketika arus yang digunakan relatif kecil, percikan api (sparks) yang dihasilkan kecil, sehingga kawah pada benda kerja kecil, sehingga permukaan yang dihasilkan halus. Menggunakan arus yang kecil pada proses finishing akan memperlama proses pemesinan, tetapi menghasilkan permukaan yang halus.
Pada waktu menggunakan arus yang sangat kecil (dengan waktu yang pendek dan arus rendah) ke pemukaan benda kerja, mesin EDM dapat menghasilkan permukaan benda kerja seperti cermin. Mesin yang memiliki kemampuan mengorbitkan elektrode dapat membantu membuat produk yang sangat halus
permukaannya dengan memutar elektrode. Beberapa mesin yang dapat memutar elektrode (dengan jalur orbit) dapat diprogram, sehingga arus akan menurun secara bertahap sampai memproduksi permukaan seperti cermin tercapai.
Benda kerja yang dihasilkan pada proses EDM adalah
gambaran/cerminan dari elektrode yang digunakan. Apabila elektrodenya
tidak bagus misalnya ada cacat di permukaannya, maka benda kerja yang
dihasilkan juga akan ada cacatnya. Elektrode yang kasar permukaannya
akan menghasilkan permukaan benda kerja yang kasar pula. Semakin halus
struktur butiran bahan elektrode, akan menghasilkan permukaan benda
kerja yang lebih halus.
- Penyelesaian setara cermin (mirror finishing)
Beberapa perusahaan pembuat EDM telah menemukan bahwa menambah
bubuk silicon, graphite, atau aluminum pada cairan dielektrik, dapat
menghasilkan kehalusan permukaan yang sempurna.
- Keterbatasan proses EDM
Penggunaan mesin EDM dibatasi oleh ukuran tangki kerja penampung
cairan dielektrik. Mesin EDM standar populer yang digunakan sekarang
memiliki keterbatasan:
a. Untuk Wire EDM, ukuran maksimum benda kerja sekitar 59 inchi
(1.500 mm) pada sumbu Y, 24 inchi (600 mm) pada sumbu Z dan tidak
terbatas pada sumbu X.
b. Untuk Ram EDM, ukuran benda kerja maksimum sekitar 59 inchi
(1.500 mm) pada sumbu Y, 17 inchi (520 mm) pada sumbu Z, dan 98 inchi
(2500 mm) pada sumbu X.
c. Pembuatan bentuk sudut/tirus pada Wire EDM adalah hal yang perlu
dipertimbangkan. Sudut tirus maksimum adalah ± 450, walaupun beberapa
bengkel telah berhasil mencapai ± 500. Perbandingan sudut dan tinggi
maksimum adalah 300 pada ketinggian 16 inchi (400 mm).
d. Hambatan listrik maksimum untuk benda kerja dan pencekam sekitar 0,5-5,0 ohm/cm untuk Mesin Wire dan Ram EDM.
e. Keakuratan sekitar 0,00002 inchi (0,0005 mm) untuk mesin Wire EDM.
f. Keakuratan ± 0,0001 inchi (0,0025 mm) untuk mesin Ram EDM.
g. Kehalusan permukaan sekitar VDI 0 (4 microinchi) untuk Wire EDM.
h. Kehalusan permukaan VDI 5 (2 microinchi) untuk Ram EDM.
j. Keutuhan permukaan (surface integrity) adalah 1/20 juta untuk setiap inchi ketebalan recast layer untuk Wire dan Ram EDM.
k. Panjang retakan mikro adalah 1/20 juta untuk Wire dan Ram EDM.
Hasil ini sama atau lebih baik dari pada permukaan hasil proses gerinda.
Cara Kerja EDM
Pada Proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik
didekatkan ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda
kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak isolasi (tidak
menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamai cairan dielectric.
Walaupun cairan dielektrik adalah sebuah isolator yang bagus, beda
potensial listrik yang cukup besar menyebabkan cairan membentuk partikel
yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik melewatinya dari
elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan partikel logam yang
tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam dua
cara: partikel-partikel (konduktor) membantu dalam ionisasi minyak
dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung, serta
partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik dari
cairan. Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah pada
titik di mana jarak antara elektrode dan benda kerja paling dekat,
seperti pada titik tertinggi yang terlihat di gambar. Grafik menunjukkan
bahwa tegangan (beda potensial) meningkat, tetapi arusnya nol.
Ketika jumlah partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari cairan dielektrik menurun sepanjang tengah jalur sempit pada bagian terkuat di daerah tersebut. Tegangan meningkat hingga titik tertinggi tetapi arus masih nol. Arus mulai muncul ketika cairan berkurang sifat isolatornya menjadi yang paling kecil. Beda tegangan mulai menurun. Panas muncul secara cepat ketika arus listrik meningkat dan tegangan terus menurun drastis. Panas menguapkan sebagian cairan, benda kerja, dan elektrode, serta jalur discharge mulai terbentuk antara elektrode dan benda kerja. Gelembung uap melebar ke samping, tetapi gerakan melebarnya dibatasi oleh kotoran-kotoran ion di sepanjang jalur discharge. Ion-ion tersebut dilawan oleh daerah magnet listrik yang telah timbul. Arus terus meningkat dan tegangan menurun.
Sebelum berakhir, arus dan tegangan menjadi stabil, panas dan tekanan di dalam gelembung uap telah mencapai ukuran maksimal, dan sebagian logam telah dihilangkan. Lapisan dari logam di bawah kolom discharge pada kondisi mencair, tetapi masih berada di tempatnya karena tekanan dari gelembung uap. Jalur discharge sekarang berisi plasma dengan suhu sangat tinggi, sehingga terbentuk uap logam, minyak dielektrik, dan karbon pada saat arus lewat dengan intensif melaluinya. Pada akhirnya, arus dan tegangan turun menjadi nol. Temperatur turun dengan cepat, tabrakan gelembung dan menyebabkan logam yang telah dicairkan lepas dari benda kerja. Cairan dielektrik baru masuk di antara elektrode dan benda kerja, menyingkirkan kotoran-kotoran dan mendinginkan dengan cepat permukaan benda kerja. Logam cair yang tidak terlepas membeku dan membentuk lapisan baru hasil pembekuan (recast layer). Logam yang terlepas membeku dalam bentuk bola-bola kecil menyebar di cairan dielektrik bersama-sama dengan karbon dari elektrode. Uap yang masih ada naik menuju ke permukaan. Tanpa waktu putus yang cukup, kotoran-kotoran yang terbentuk akan terkumpul membentuk percikan api yang tidak stabil.
Ketika jumlah partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari cairan dielektrik menurun sepanjang tengah jalur sempit pada bagian terkuat di daerah tersebut. Tegangan meningkat hingga titik tertinggi tetapi arus masih nol. Arus mulai muncul ketika cairan berkurang sifat isolatornya menjadi yang paling kecil. Beda tegangan mulai menurun. Panas muncul secara cepat ketika arus listrik meningkat dan tegangan terus menurun drastis. Panas menguapkan sebagian cairan, benda kerja, dan elektrode, serta jalur discharge mulai terbentuk antara elektrode dan benda kerja. Gelembung uap melebar ke samping, tetapi gerakan melebarnya dibatasi oleh kotoran-kotoran ion di sepanjang jalur discharge. Ion-ion tersebut dilawan oleh daerah magnet listrik yang telah timbul. Arus terus meningkat dan tegangan menurun.
Sebelum berakhir, arus dan tegangan menjadi stabil, panas dan tekanan di dalam gelembung uap telah mencapai ukuran maksimal, dan sebagian logam telah dihilangkan. Lapisan dari logam di bawah kolom discharge pada kondisi mencair, tetapi masih berada di tempatnya karena tekanan dari gelembung uap. Jalur discharge sekarang berisi plasma dengan suhu sangat tinggi, sehingga terbentuk uap logam, minyak dielektrik, dan karbon pada saat arus lewat dengan intensif melaluinya. Pada akhirnya, arus dan tegangan turun menjadi nol. Temperatur turun dengan cepat, tabrakan gelembung dan menyebabkan logam yang telah dicairkan lepas dari benda kerja. Cairan dielektrik baru masuk di antara elektrode dan benda kerja, menyingkirkan kotoran-kotoran dan mendinginkan dengan cepat permukaan benda kerja. Logam cair yang tidak terlepas membeku dan membentuk lapisan baru hasil pembekuan (recast layer). Logam yang terlepas membeku dalam bentuk bola-bola kecil menyebar di cairan dielektrik bersama-sama dengan karbon dari elektrode. Uap yang masih ada naik menuju ke permukaan. Tanpa waktu putus yang cukup, kotoran-kotoran yang terbentuk akan terkumpul membentuk percikan api yang tidak stabil.
0 komentar:
Posting Komentar